Jumat, 03 Juli 2009
Melatih Anak Gemar Sholat
Sholat adalah salah satu pilar aqidah dan akhlaq Islam yang sangat mendasar. Karena itu, ia harus senantiasa dihidupkan, dikokohkan, dan ditumbuhsuburkan dalam tiap-tiap keluarga Muslim. Nabi SAW bersabda, "Cahayailah rumah-rumah kalian dengan sholat dan tilawah Al Qur'an."
Nasehat di atas sudah barang tentu bukan sekadar anjuran belaka, tapi mengandung perintah kepada kita, bahwa para kepala keluarga Muslim berkewajiban menegakkan budaya sholat dan bacaan Al Qur'an di dalam tiap-tiap rumah-tangga mereka. Karena kekuatan rumah-tangga seseorang sangat ditentukan oleh kedua faktor itu. Selain, bahwa sholat dan tilawah Al Qur'an merupakan refleksi dari kekuatan aqidah seseorang.
Kita tentunya tidak bisa mengatakan seseorang aqidahnya baik hanya melihat dia melakukan sholat dan membaca Al Qur'an sekali waktu, alias tidak rutin. Dalam konteks keluarga, penegakan budaya sholat dan membaca Al Qur'an yang dimaksud, adalah kebiasaan yang melekat kuat dalam diri seluruh anggota keluarga. Hingga kedua ajaran itu menjadi sesuatu yang inherent dan hidup dalam sebuah keluarga.
Ini menjadi alasan kuat, kenapa Islam sejak awal memerintahkan kedua ajaran itu, khususnya sholat, wajib disosialisasikan pada anak-anak kita sedini mungkin. Dalam sebuah hadits disebutkan, "Rasulullah SAW biasa menangani sendiri dalam mengajari anak-anak mengenai hal-hal yang mereka perlukan dalam mengerjakan shalat." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i).
Mengajarkan anak-anak sholat memang tidak dengan cara indoktrinasi. Kita perlu menuntut mereka dengan penuh kesabaran dan ketekunan, yakni dengan cara pembiasaan. Karena menumbuhkan perilaku sholat pada anak-anak akan efektif lewat cara pembiasaan, maka seyogyanya para orangtua memberikan qudwah sebagai penegak sholat yang baik di mata anak-anak mereka. Walaupun dengan cara inipun tidak dijamin anak-anak akan rajin melakukan sholat. Sampai pada tahap usia tertentu, di mana anak tetap 'mbalelo malas mengerjakan sholat, tindakan lebih tegas diperbolehkan dalam Islam. Namun tetap dengan cara tidak menyakiti fisik anak.
"Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan sholat di kala mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena tidak mengerjakannya di kala mereka berusia 10 tahun. Dan pisahkan tempat tidurnya." (HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad hasan shahih atau shahih)
Anak-anak rajin sholat, penurut, serta giat belajar dan giat membantu orangtua, tentu menjadi dambaan para orangtua. Tapi masalahnya, bagaimana cara menumbuhkan sifat dan perilaku positif di atas pada anak-anak kita? Di bawah ini sedikit catatan, mudah-mudahan bisa menjadi pedoman praktis sederhana untuk melatih anak-anak agar rajin sholat.
Pertama, tunjukkan di mata anak-anak kita, bahwa kita sebagai orangtua yang baik di mata mereka, khususnya dalam menegakkan budaya sholat. Artinya, sedapat mungkin kita melaksanakan sholat pada awal waktu dan berjama'ah di masjid. Adalah kebiasaan positif, sesering mungkin anak kita bawa ke masjid untuk melakukan sholat berjama'ah, walaupun mungkin mereka mempersepsikan masjid sebagai tempat bermain.
Kedua, hormati waktu-waktu Islam dan nilai-nilainya dalam rumah kita. Misalnya, kita akan mematikan tivi atau tape-recorder pada saat adzan berkumandang, terutama saat adzan Maghrib dan 'Isya. Tidak mengumandangkan suara-suara lain di dalam rumah kita, selain bacaan Al Qur'an, nasyid Islami, atau lagu-lagu yang mengandung nilai-nilai pendidikan.
Ketiga, bentuk jama'ah sholat keluarga, bisa dipimpin oleh ibu, atau sekali-kali dipimpin ayah. Anak-anak kita tugaskan secara bergantian, yang bertugas menggelar tikar, petugas adzan/qomat, sebagai imam, dan petugas kultum (taushiyah), dilakukan secara bergiliran.
Keempat, biasakan anak-anak bangun pagi untuk melakukan sholat subuh. Kalau perlu rangsang mereka dengan hadiah. Yang paling pagi bangun, mereka kita beri hadiah menarik. Atau, mereka yang catatan sholatnya baik, akan diberikan penghargaan menarik. Dengan begitu, perlu dibuat sistem evaluasi sederhana yang bisa diaplikasi dengan mudah dan dilakukan secara kontinyu.
Kelima, jika perlu kita membuat perlombaan tentang pengetahuan sholat dengan hadiah-hadiah menarik, dengan melibatkan anak-anak para tetangga kita. Atau dibuat pengajian rutin keluarga khusus untuk anak-anak, utamanya memfokuskan pada bahasan tentang pentingnya pendidikan sholat bagi anak-anak sejak dini. Tempatnya bisa digilir, sesuai dengan kesepakatan. Wallahu a'lam.
(Oleh: Sulthoni)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar