Selasa, 07 Juli 2009

Teknologi dan Permainan Anak



Di zaman teknologi canggih seperti sekarang ini, anak-anak perlu diperkenalkan denagan berbagai teknologi canggih sejak dini, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya nanti ia tidak lagi merasa gamang menghadapi berbagai peralatan yang berteknologi canggih.

Perkembangan Teknologi sebagai bagian dari perkembangan peradaban manusia tercermin dalam berbagai kegiatan manusia termasuk kegiatan bermain dan alat permainannya. Sikap yang kurang mendukung permainan seperti nintendo, playstation, gameboy dll. Terutama dikemukakan orangtua yang mengamati bahwa anak menjadi amat tertarik pada permainan tersebut dan cenderung mengabaikan kegiatan lainnya.

Minat anak menjadi amat sempit, dikhawatirkan akan merendahkan minat bacanya dan lebih mengutamakan untuk terlibat dalam permainan tersebut dari pada mengerjakan tugas sekolah atau belajar. Secara pribadi saya tidak secara apriori menentang permainan ini, karena ada sisi positif dan negatifnya. Pengenalan anak terhadap permainan ini akan membantu agar tidak canggung mengoperasikan alat-alat yang serupa, misalnya lebih berani mencoba mengoperasikan program komputer. Selain itu anak menjadi terbiasa dengan simbol atau icon tertentu yang umum digunakan dalam berbagai program lain, misalnya program penelolah kata dll.

Apa dampak negatif dan positifnya ?

Dampak positif :

· Membiasakan anak dengan peralatan elektronik

· Melatih kecepatan reaksi

· Melatih konsentrasi dan koordinasi reaksi (kalau maju maju, melompat mundur dll. Harus menekan tombol yang berbeda beda) sesaat

· Melatih kecekatan tangan, koordinasi penglihatan dan gerakan tangan (meski amat sederhana, hanya memencet tombol)

· Belajar menemukan sendiri strategi yang tepat untuk mencapai tujuan

· Merangsang berpikir untuk memecahkan masalah

Dampak negatif :

· Menjadi “kecanduan” bila tidak ada kontrol orangtua yang membatasi waktu bermain semacam ini. Kegiatan belajar menjadi terganggu, karena anak kurang menyediakan waktu untuk mempelajari bahan pelajaran sekolah

· Kurang tertarik pada kegiatan yang lebih membutuhkan aktivitas fisik dan koordinasi motorik kasar. Hal ini dapat membuat anak kurang memiliki kesegaran jasmani yang baik, mungkin juga akan mempengaruhi postur tubuh. Misalnya menjadi kegendutan, bungkuk, gerakan tidak gesit dll.

· Bila main terlalu lama dengan jarak penglihatan yang terlalu dekat dengan layar monitor, kemungkinan dapat menimbulkan kelelahan fisik atau menganggu penglihatan

· Karena terbiasa mendapat feed back atau respon yang cepat dalam permainan, dikhawatirkan anak menjadi kurang terlatih untuk menekuni suatu tugas yang hasil akhirnya baru tampak setelah melalui proses yang cukup lama. Anak menjadi tidak sabar, tidak tertarik pada tugas yang membutuhkan proses yang lama untuk menghasilkan sesuatu. Misalnya, percobaan penyilangan bibit unggul, butuh wqktu lama dan proses berulang kali ( hal ini mungkin belum pernah diteliti , tetapi cukup mengkhawatirkan kalau semua mengiginkan yang serba instan.

· Minat anak menjadi sempit, hanya berkisar seputar topik permainan tersebut sehingga kurang perhatian terhadap lingkungan yang lainnya. Bisa juga hanya terarah sekitar permainan tersebut.

· Dikhawatirkan tidak mendukung penumbuhan minat bacaan menjadi amat terasa tidak interaksi dan membosankan.

· Bila bisa bermain sendiri, anak akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan dan melatih kemampuan bergaul dengan teman sebayanya.

· Perkembangan kemampuan berbicara dan keluasan kosakata ., kekayaan penggambaran emosi lebih banyak ditunjang oleh buku bacaan.

Upaya yang harus dilakukan oleh orangtua, masyarakat dan pemerintah.

· Orangtua harus terus memantau jenis permainan anak dan ikut memilihkan yang tepat bagi anak. Bila ada yang kurang baik, tetapi sedang ‘ngetren” dikalangan anak-anak,sebaiknya orang tua menjelaskan kepada anak mengapa anak tidak perlu membeli, memiliki atau memainkan permainan tersebut.

· Ajari dan bimbinglah anak untuk mengatur kegiatan sehari-hari,terutama bagi yang sudah bersekolah, agar kegiatan belajarnya tidak terganggu.

· Batasilah kegiatan anak dengan bermainan tersebut, bicarakan agar anak ikut menyepakatinya dan terapkan aturan tersebut dengan konsisten.

· Perkenalkanlah, ajak dan doronglah anak untuk melakukan berbagai kegiatan bermain lainnya, olahraga, membaca, menggambar, mengoleksi musik dll,sehingga kegiatan bermain anak cukup bervariasi.

· Masyarakat harus kritis menyikapi perkembangan program permaianan yang beredar di pasaran. Bila pemerintah tidak dapat melarang penjualan program yang dinilai negatif bagi perkembangan anak, misalnya perkelahian dengan akibat bagian atau anggota tubuh terpenggal-penggal, masyarakat dapat melakukan kampanye atau menyebarkan informasi agar para orangtua tidak membelikan anak nya program permainan semacam itu.

Kiat-Kiat bagi orang tua untuk memilih alat permaianan yang tepat

· Orang perlu memiliki pengetahuan umum mengenai perkembangan anak. Berdasarkan pengetahuan tersebut, orang tua dapat memilihkan permainan yang sesuai dengan anak

· Perhatikan manfaat alat permainan yang akan dibeli, apakah ia bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya, ketajaman persepsi visual, ketrampilan motorik halus atau kasar, merangsang imaginasi, mengembangkan daya kreasi, melatih ekspresi emosi, membantu konsentrasi dan melatih daya ingat dsb.

· Sesuaikanlah jenis alat permainan dan kegiatan bermain sesuai dengan aspek perkembangan yang penting untuk usia anak. Misalnya, balita perlu mengenal warna, melatih koordinasi motorik halus, belajar duduk diam untuk waktu cukup lama, keseimbangan gerakan motorik kasar baik, mengembangkan kosakata dll. Sedangkan batita umumnya lebih membutuhkan perangsangan sensoris dan mengembangkan koordinasi motorik kasar, sehingga jenis permainan pun harus disesuaikan

· Perhatikan kekuatan dan faktor keamanan alat permainan. Pilih alat permainan pun harus disesuaikan.

· Perhatikan kekuatan dan faktor keamanan alat permainan. Pilih alat permainan yang tidak membahayakan bagi anak.

· Aturlah agar kegiatan anak cukup bervariasi, seimbang antara yang membutuhkan gerakan fisik ( berlari,memanjat, melempar dsb) kasar, koordinasi motorik halus ( menggambar, menulis, menggunting dll ), kegiatan yang melatih ketekunan, konsentrasi dan ketajaman persepsi ( puzzle, mencari gambar tersembunyi, maze dll ) mengembangkan kosakata ( membaca, bercerita dll ), melatih kendali diri, menunggu giliran, mengikuti aturan dan sosialisasi ( halma, ular tangga, kartu dll ), mengembangkan imajinasi ( menggambar, bermain pura-pura, rumah-rumahan dll ). Sesuaikan dengan usia dan keunikan anak masing-masing.

Kiat untuk anaknya agar bermain secara tepat

Agar anak dapat memilih kegiatan bermain yang sehat, orangtua sejak dini selalu mengikutsertakan anak dalam memilih dan mengambil keputusan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh, mana yang baik dan kurang baik, mana yang bermanfaat dan yang tidak, mengajari anak menentukan prioritas kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan membicarakan hal tersebut dengan anak, sehingga lama kelamaan anak tahu cara menentukan pilihan, hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kegiatan atau alat permainan misalnya,harganya, lama bermainan, tugas lain hari itu, keselamatan, nilai baik-buruk dll.

(oleh: Shinto B. Adelar, Psikolog)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar